rumus mengatasi tekanan hidup

Dalam hidup ini setiap orang memiliki cobaan dan tekanan hidup yang berbeda-beda dan memiliki cara yang berbeda pula untuk mengatasi semua permasalahan dalam hidupnya. Tidak banyak yang bisa berhasil keluar dari tekanan hidup dan ada pula yang sampai mengalami depresi dan sampai setress. Dari permasalahan inilah saya coba menghubungkan dengan suatu rumusan yang aku dapatkan di masa studi di waktu SMA kelas 1 untuk mencoba mencari solusi dari permasalahan tersebut. Rumusan tersebut adalah rumus tekanan, di mana tekanan sama dengan gaya di bagi satuan luas.

Di mana: F = Gaya (N)
A = Luasan Permukaan



tekanan di pengaruhi oleh gaya yang di terima dan luasan permukaan:

1. semakin besar gaya yang di berikan namun luasan yang diberikan kecil maka tekanan yang terjadi juga semakin besar.

2. Namun jika gaya yang di terima besar dan luasan yg digunakan untuk menahan juga besar, maka tekanan yang terjadi tidak mengalami peningkatan yang berarti bahkan semakin memperluas luasan maka tekanan yang terjadi semakin kecil
.’

Dari filosofi tersebut saya coba membuat formulasi untuk mengatasi tekanan hidup pada diri kita sebagai manusia.






Di mana: F = Gaya ( beban hidup, tekanan, masalah, dan segala hal yang stress)
A = Luasan ( Kelapangan dada dan hati serta keiklasan pada diri manusia )


Dari formulasi tersebut sangatlah jelas dan mudah untuk kita baca bersama-sama bahwa segala beban hidup ataupun tekanan hidup yang kita terima tidak akan berarti apa-apa pada buat kita asalkan kita mampu untuk menambah keluasan dan keiklasan hati kita untuk menerima itu semua dengan senang hati. Jadi jika beban hidup kita semakin besar dan seolah-olah paling besar di didunia,maka kita harus semakin memperluas hati dan keiklasan kita sehingga senyum lebar terus berkembang dan rasa putus asa tidak pernah muncul sedikitpun di hati kita. Jadi berat atau ringan beban hidup yang kita miliki, bukanlah orang lain yang menentukan dan bukan pula salah takdir . namun yang menentukan berat ringan benban hidup kita adalah diri kita sendiri. Cara pandang kita terhadap segala hal yang menimpa diri kita adalah kuncinya. Jika kita berpikiran sempit dan menganggap hal kecil itu berat maka akan terasa berat namun jika hal yang berat kita anggap kecil dan ringan semuanya terasa ringan.

Bukankan Allah telah memberitahukan pada kita melalui Al-Qur’an dan As-shunah bahwa tidak ada yang sia-sia yang Allah ciptakan di dunia ini. Baik itu musibah, derita, cobaan, kesenangan, harta, wanita, jabatan dan banyak hal lainya yang telah Allah berikan tidak ada yang sia-sia. Allah memberikan kita sakit agar kita bisa merasakan betapa nikmtanya sehat. Allah memberikan kita musibah agar kita bisa merasakan betapa nikmatnya rasa syukur. Allah memberikan kita kesulitan agar kita tahu betapa nikmatnya kemudahan dan lainya dan lainya.

Untuk memperluas hati dan menjadikan hati kita tetap tenang dan iklas menerima semua tekanan hidup adalah dengan cara melakukan Qiyamul Lail (SHolat Tahajud). Karena Qiyamul lail dapat menciptakan kebahagiaan jiwa dan kedamaian di dalam dada. Rosulullah telah menyebutkan dalam suatu hadits sahih bahwa seorang hamba yang bangun tengah malam, ingat Allah, kemudian mengambil air wudhu’, kemudian melakukan shalat, maka dia akan semakin energik dan jiwanya tenang.

‘Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam’ (Qs. Adz-Dzariyat:17 )

‘Dan, pada sebagian malam hari bershalat tahajjudlah kamu sebagai ibadah tambahan bagimu.’
( Qs. Al-Isra:79 )

Qiyamul lail akan menghilangkan penyakit dari tubuh. Ini adalah hadits sahih yang di riwayatkan Abu Daud: ‘wahai fulan, janganlah engkau menjadi seperti si fulan. Dulunya rajin melakukan bangun malam, namun kemudian dia meninggalkannya.’

Dalam hadts lain si sebutkan: ‘Sebaik-baik hamba adalah pada saat dia melakukan Qiyamul Lail’
Sedih putus asa dan menangisi hal-hal yang menimpa kita justru akan membuat kita semakin lemah dan hal itu merupakan suatu perbuatan yang sia-sia. Karena semua yang ada pada diri kita dan yang ada di dunia bersifat sementara. Bukankah setelah malam sudah ada siang yang siap menggantikan di pagi hari, bukankah setelah sakit sudah ada kesembuhan yang siap menyambut, bukankah setelah kemiskinan sudah ada kecukupan yang siap menyambut dan banyak hal yang lain. Sudah jelas sekali segala yang ada di dunia ini bersifat sementara, jadi tidak perlu kita bersedih dan meresa terbebani dengan itu semua.

‘Tiap-tiap sesuatu pasti binasa kecuali wajah-nya ( ALLAH )’ ( Qs. Al-Qashash:88)

‘Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan, tetap kekal wajah Rabb-mu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan’ ( Qs. Ar-Rahman:26-27).

‘Orang yang menyesalkan keduniannya tak ubahnya seperti anak kecil yang kehilangan mainannya’
( Dr. ‘Aidh al-Qarni)

Jadi kawan sekalian marilah kita bersama-sama luaskan dada dan hati kita serta kita paksa dan kita paksa hati kita untuk iklas atas semua takdir Allah dan segala beban dan tekanan hidup kita.

jadi, NIKMATI HIDUPMU..... SANTAIIII AJAHHH, SEMUA PASTI ADA JALAN KELUAR

sedih dan tangis itu satu paket (2)

lanjutan sedih dan tangis itu satu paket....

aku tak berani sedikit pun menatapnya saat itu, aku hanya mendengarkan suara tangisnya yang begitu tersedu-sedu. aku tau bagaimana rasanya di campakan, aku tau bagaimana sedihnya dia. semua aku dapatkan dari dia, dia yang menangis di pundakku saat ini, mungkin aku manusia terbodoh yang pernah ada. aku seakan-akan pahlawan yang datang disaat genting dan menyelesaikan masalah yang ada, padahal hatiku menangis. aku menangis tapi tak ada satu pun yang dapat mendengarkannya. tentu saja tak ada yang mendengar, karena aku hanya menangis dalam hati. mengapa aku tetap mencintainya? mengapa? hati ini tak pernah bisa menjawab. semakin aku ingin melupakannya semakin tak bisa aku melupakannya. sekarang, saat ini dia sedang menangis di sisiku, tapi kenapa aku mau menjadi tempat bersandar.

"kau tau? mungkin ini adalah sebuah karma bagiku, dulu aku pernah menolakmu. aku mencapakanmu begitu saja. kini aku tau bagaimana perasaanmu saat itu"

tiba-tiba dia mengatakan hal itu padaku, aku hanya bisa diam. seharusnya aku senang melihatnya. karna dia dapat merasakan hal yang dulu dia perbuat padaku. tapi kenapa hatiku semakin sakit mendengar hal itu. kenapa aku malah bertambah sedih. apa yang sebenarnya aku inginkan?

"ntahlah... aku tidak terlalu percaya akan karma, tidak penting bagiku kau pernah mencapakanku atau tidak. lagi pula aku mencitaimu karna aku memang suka, kamu tak pernah memaksaku untuk mencintamu. sudah bisa mencintaimu pun aku sudah sangat berterima kasih, bagiku itu sudah cukup." aku menahan nafasku menahan air mata yang tak terbendung lagi di ujung pelipis mataku.

aku mengepal tanganku erat-erat dan aku menggigit bibirku dengan keras lalu aku arahkan kepalaku keatas agar air mataku tidak terjatuh.

Buscar

 
novraldo alfastrada Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger