sedih dan tangis itu satu paket

aku menemukannya,..
saat ini dia sedang duduk di sebuah taman. dia menangis. terlihat jelas dari sikap dan gerak gerik tubuhnya.
aku berjalan perlahan menuju ke arahnya, dan berdiri tepat di belakangnya. dia tidak menyadari sosok diriku yang saat ini sedang menatap sedih dirinya. rasanya ingin aku menghiburnya.
cukup lama aku berdiri dibelakangnya tanpa berbuat suatu apa pun, aku hanya melihatnya menangis dan menangis. aku memang bodoh, disaat begini aku malah bingung harus berbuat apa. dan lebih bodohnya lagi kenapa aku selalu mencintainya yang selalu membawa kesedihan untukku.

aku pun mencoba memberanikan diri untuk duduk disebelahnya.
dia pun terkejut dan mengusap air matanya. mungkin dia malu.

"kau tau? saat seseorang sedih, mereka selalu bilang,, tinggalkan aku sendirian... sejujurnya itu bohong. sebenarnya mereka membutuhkan seseorang. seseorang yang dapat memberikan ketenangan"

dia hanya diam dan tak berkata apa pun.

"dan kau tau? seseorang itu bisa memberikan apa yang kau perlukan saat kamu menangis, memberikan apa yang dapat membuatmu merasa lebih baik. tapi, kesedihan tidak dapat di hilangkan dengan kesenangan di sekelilingnya, tapi kesedihan itu harus di buang dengan cara bersedih juga"

dia menatapku. tapi aku tak menatap wajahnya. aku dapat merasakan bahwa dia menatapku. aku mencoba untuk tenang dan melanjutkan kalimat ku.

"sedih dan tangis merupakan suatu paket. sedih merupakan racun dan tangis adalah penawarnya, jadi seseorang di butuhkan bukan untuk menghibur, tapi untuk menemani kita. dimana dia meminjamkan kita sebuah bahu. bahu untuk tempat kita bersandar dan membuat kita nyaman untuk menangis sampai kita merasa baikkan"

suasana pun menjadi hening, pikiran ku berkecamuk menjadi satu. aku menyesal telah mengatakan itu, aku takut dia malah marah dan malah bertambah sedih. ingin rasanya aku menjahit mulutku agar membuatnya tetap diam. aku terlalu naif untuk dapat membuatnya merasa lebih baik. ntah apa yang aku pikirkan, hingga aku mampu berkata seperti itu

lalu, tiba-tiba dia pun menyandarkan kepalanya di bahu ku, dan aku pun hanya terdiam. namun aku tetap tidak melihat kearahnya,,, dan hanya diam mendengarkan tangisannya malam itu.

¡Compártelo!

0 komentar:

Posting Komentar

Buscar

 
novraldo alfastrada Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger